
Dalam dunia fotografi, blur artinya obyek gambar tidak fokus akibat pengaturan/settingan tertentu. Gambar blur maksudnya gambar yang kerapatan piksel yang membentuknya rendah. Atau resolusi gambar blur rendah.
Agar gambar blur perhatikanlah instrument berikut;
Depth of Field (DOF)
Depth of Field artinya ruang ketajaman. Ruang ketajaman mempengaruhi terjadinya blur pada latar belakang foto. DOF menjelaskan seberapa luas area yang tajam dan area yang tidak tajam pada suatu gambar. DOF terbagi menjadi dua yaitu; DOF lebar dan DOF sempit. Keduanya mengarah pada luas dan sempitnya area yang tajam pada gambar.

Fokus utama yang mempengaruhi terjadinya DOF ini adalah bukaan lensa (aperture atau diafragma) Seberapa luas area tajam pada gambar, tergantung dari penggunaan aperture atau diafragma lensa. Semakin lebar bukaan aperture yang digunakan maka semakin sempit area tajam pada gambar.
Diafragma lensa juga memiliki andil besar dalam terjadinya blur. Bukaan diafragma yang lebar akan membuat daerah fokus (depth of field) pada foto menjadi sempit sehingga akan timbul blur. Jadi, gunakan bukaan lebar jika ingin membuat latar belakang blur. Sebaliknya, jika ingin membuat foto dengan ruang tajam yang luas, gunakan bukaan diafragma yang kecil.
Pengaruh lensa
Lensa yang digunakan ketika pengambilan gambar berperan penting karena menentukan hasil dalam latar belakang yang blur. Lensa dengan focal length terpanjang dapat memaksimalkan hasil blur. Lensa yang banyak digunakan untuk membuat latar blur adalah lensa fix 50mm dan lensa zoom tele. Jika menggunakan lensa zoom wide (lebar) yang umumnya memiliki rentang focal pendek maka hasil blurnya tidak se-ekstrim (sangat blur) dari hasil blur dari lensa tersebut.

Langkah berikutnya:
Pilih mode manual atau aperture priority. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
Atur jarak ketika memotret, yaitu jarak di depan dan di belakang obyek yang sama.
Jauhkan jarak antara obyek dan latar belakangnya. Usahakan menggunakan lensa dengan aperture yang besar. Gunakan focal length lensa yang terpanjang, misalnya lensa 55-200mm, maka gunakan yang 200mm. Jika ada, gunakan lensa prime atau lensa fixed lens, lensa yang tidak bisa di zoom untuk mendapatkan pola blur yang baik.

Berikut teknik blurring dengan menggunakan kamera digital model kamera saku (pocket camera)
Gunakan pilihan aperture priority (jika tidak ada gunakan mode portrait)
Matikan lampu flash. Jika cahaya sangat minim gunakan tripod. Tentukan obyek foto yang akan diambil. Pilihlah obyek yang memiliki kontras warna yang cukup antara objek utama dan background. Atur jarak obyek dan latar belakang. Usahakan jangan terlalu dekat—soalnya jika jarak background kurang jauh maka semua terlihat tajam di foto sehingga hasilnya tidak blur. Carilah background dengan warna yang terang mencolok
Saat memotret—dekatkan kamera dengan obyek utama yang akan difoto

Jangan lupa memperhatikan kecepatan obyek. Dengan mengetahui kecepatan maka kita dapat menentukan obyek yang yang akan difokuskan dan obyek yang akan diblur. Karena kecepatan setiap obyek akan berbeda dengan obyek lainnya.
Sudut pandang dan jarak ketika pemotretan harus diperhitungkan dengan pasti.
Selain itu, sebelum pengambilan foto, lebih dulu mencari sudut pandang yang tepat karena sudut pandang ataupun jarak menentukan cepat lambatnya objek yang dituju manjadi blur. Obyek yang akan menjadi blur akan lebih cepat jika berada pada jarak yang lebih dekat dengan obyek yang menjadi fokus.

Konsep teknik blurring adalah jika terdapat dua obyek di mana obyek pertama sebagai obyek yang akan menjadi titik fokus dan menjadi jelas ketika dipotret. Sedangkan objek yang kedua sebagai obyek yang akan diblur yang memberikann kesan kuat pada obyek utama.
Sebenarnya, blur terjadi karena lensa hanya berfokus pada obyek. Dalam settingan tertentu, hal ini menyebabkan area lain yang jauh dari obyek menjadi tidak fokus, dan terjadilah latar belakang blur. Sebaiknya harus hati-hati—karena latar belakang blur bisa membuat gambar menjadi bagus dan sekaligus menjadi berantakan. Sebab itu, pelajari dengan seksama settingan kamera (dalam hal ini lensa) agar dapat mengatur kapan latar belakang blur tampil dan kapan tidak ada blur.

Disebutkan, lensa mempunyai prinsip kerja yang sama dengan mata. Jadi, untuk dapat melihat atau memotret gambar dengan jelas, sebaiknya titik fokus lensa harus tepat pada obyek. Apabila obyek dan latar belakang cukup jauh—kemungkinan besar salah satu obyek akan menjadi blur. Karena itu jangan segan-segan menjauhkan obyek dengan latar belakang, kemudian fokuskan kamera pada obyek.
Contoh gambar yang aku ambil, jarak bunga sebagai obyek utama dengan latar belakang meskipun jaraknya tidak terlalu jauh tapi latar belakang sudah tampak blur. Apalagi jaraknya cukup jauh, kemungkinan besar latar belakang akan blur menjadikan gambar menarik dan tampak indah.
Sejumlah gambar yang aku ambil, tidak hanya sekali bidik langsung hasilnya bagus. Kalau dihitung, lebih banyak yang gagal hasilnya ketimbang yang bagus. Tak heran, pengambilan gambar aku lakukan puluhan kali pada tiap obyek. Tentulah sambil mengutak-atik instrumen yang ada pada kamera, sampai hasilnya memadai. Memang dibutuhkan kesabaran dan sembari berekperimen dengan fasilitas yang tersedia dalam kamera.
Inilah keuntungan kamera digital, pengguna dimanjakan melakukan apa saja berkaitan dengan aksi pemotretan. Lakukanlah apa saja yang Anda inginkan. Jakat takut salah.
Selamat mencoba. (bas)
Be the first to comment