
Setibanya di Bandar Udara Internasional Silangit, Tapanuli Utara, Presiden langsung menuju Desa Riaria, Kabupaten Humbang Hasundutan dengan menempuh jalur darat. Presiden Joko Widodo akan meninjau perkembangan pembangunan kawasan lumbung pangan (food estate) baru yang nantinya akan dikembangkan pertanian modern berbasis hortikultura.
Presiden juga diagendakan akan menyerahkan 22.007 sertifikat hak atas tanah untuk rakyat yang diadakan di Stadion Simangaronsang, Kecamatan Doloksanggul. Selain dihadiri penerima sertifikat dalam jumlah sangat terbatas, acara penyerahan tersebut juga akan dihadiri oleh penerima lainnya yang mengikutinya secara virtual.
Joko Widodo menjelaskan lumbung pangan (food estate) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) dan beberapa wilayah lainnya di Sumatera Utara akan menghasilkan komoditas pangan kentang, bawang merah, dan bawang putih.

“Insya Allah, nanti ini sudah dimulai dan kita lihat hasilnya kira-kira dua bulan sampai dua setengah bulan,” kata Presiden Jokowi saat meninjau lahan lumbung pangan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Selasa, (27/10)
Pada kesempatan itu Presiden Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Disebutkan, bahan pangan yang dihasilkan di lumbung pangan di Humbang Hasundutan berbeda dengan yang dihasilkan di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, Kalimantan Tengah. Di lumbung pangan Pulau Borneo itu, food estate akan menghasilkan padi dan singkong.

“Sudah dua kali saya ke Kalteng, di sana akan dibangun food estate khusus untuk padi, dan untuk singkong,” ujarnya.
“Ada 60 ribu hektare luas lahan di daerah ini, dan yang akan digunakan untuk food estate adalah seluas 30 ribu hektare,” ujarnya.
Food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi di suatu kawasan. Food estate juga dapat menjadi lahan produksi pangan nasional, cadangan pangan, dan distribusi pangan.
Realisasi pengembangan food estate juga ditujukan untuk mengantisipasi potensi terjadinya krisis pangan akibat pandemi Covid-19, seperti yang diperingatkan oleh Badan PBB untuk Makanan dan Pertanian (Food and Agricultural Organization/FAO) pada awal tahun ini.
Pemerintah sebelumnya menyebutkan memiliki rencana untuk memperluas pembangunan lahan pangan terintegrasi (food estate) hingga ke Papua, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Selatan. (bas/sumber lain)
Be the first to comment