Panduan Menulis Autobiografi 

Landasan penulisan autobiografi yang baik bukan semata-mata dalam hal memuji diri sendiri, melainkan penilaian diri yang sesungguhnya. Termasuk menceritakan masalah konflik—rasa malu—penyesalan dan belajar dari kesalahan orang lain, merupakan bagian dari penulisan biografi yang baik—jujur dan sama pentingnya dengan penulisan tentang kejayaan, cinta dan keberhasilan maupun kebanggaan keluarga.

SuaraHKBP.com | Jangan pernah menganggap diri Anda tidak berarti. Sebab, kisah mengenai diri sendiri tidak mesti heboh atau glamour. Anda tidak mesti seorang kaya raya atau seorang politikus terkenal—selebritis yang gonta-ganti pasangan atau yang sukses dalam bidang olah raga.

Anda orang biasa-biasa tapi punya pengalaman menarik yang tidak pernah dialami orang lain. Kisah hidup Anda itu sangat unik dan langka—perlu berbagi serta diketahui orang lain, keluarga sahabat, anak dan cucu.

Baca Juga: Menulis Buku Gampang Susah

Landasan penulisan autobiografi yang baik bukan semata-mata dalam hal memuji diri sendiri, melainkan penilaian diri yang sesungguhnya. Termasuk menceritakan masalah konflik—rasa malu—penyesalan dan belajar dari kesalahan orang lain, merupakan bagian dari penulisan biografi yang baik—jujur dan sama pentingnya dengan penulisan tentang kejayaan, cinta dan keberhasilan maupun kebanggaan keluarga.

Ingat—biografi tidaklah karus bersifat egoistik atau terpusat pada diri sendiri. Namun Anda menuliskan suatu kisah yang dibingkai dengan warna yang dikehendaki penulis terhadap pengalaman dalam konteks sejarah yang lebih luas—latar belakang budaya—keluarga—industri dan persahabatan.

Betul, Anda merupakan tokoh utama dalam suatu drama yang dapat mengungkap sekitar kehidupan Anda, namun bukanlah sumber peyebab jalannya seluruh kehidupan—hanya seorang pemain di antara kumpulan pemain.

Baca Juga: Cerpen: Sandal Jepit Warna Biru

Simak ini, buku otobiografi yang ditulis sama uniknya dengan sidik jari Anda—sama istimewanya dengan hidup Anda sendiri. Jangan galau dengan kekhususan ini. Carilah kenikmatan di dalamnya. Soalnya, Anda sendiri tidak akan pernah mampu membuat kehidupan persis sama dengan kehidupan sebagian pahlawan atau tokoh ternama. Lantas, tak perlu menyesali bagaimana perubahan yang terjadi dalam kehidupan Anda, sekalipun biasanya mengandung kesalahan.

Selain itu, jika Anda menginginkan otobiografi dapat dibaca dan menghibur siftanya, berusahalah jujur dan tulus—jangan serba boleh dan asal jadi atau terlalu moralistik. Ceritakan saja apa adanya—maka akan demikian adanya!

Fisik

Bagaima fisik Anda ketika lahir ke dunia ini. Lemah atau kuat. Adakah cacat bawaan sejak lahir. Atau cacat ketika masih kecil. Jatuh dari gendongan atau ayunan yang terlalu tinggi. Raut muka bagaimana. Pandangan mata, lembut, tajam.

Baca Juga: Warga Digital di Era Media Oline

Fisik Anda lebih cenderung ke ayah atau ke ibu. Apakah Anda termasuk tinggi, sedang atau pendek. Apakah sering sakit di waktu kecil. Apakah kakek atau nenek Anda punya catatan penyakit yang bertahun-tahun. Anda sendiri tidak akan pernah lebih atau kurang daripada perpaduan produk keteruanan orang tua Anda.

Semua keadaan fisik ini sangat menarik diceritakan dalam biografi. Untuk mengetahui semuanya itu, tanyakanlah orang tua, famili dekat yang mengetahui masa kecil Anda.

Tempat Lahir

Anda lahir di desa terpencil, daerah pengungan, daerah pesisir. Apakah ada danau atau desa Anda dekat ke laut. Jangan lupa menceritakan dalam autobiografi orang yang berhasil dari desa tersebut. Apakah ada doktor, pengusaha besar, politikus, artis, olahragawan, jenderal dari desa di mana Anda dilahirkan. Pekerjaan peduduk setempat, kebiasaan yang masih terus dilakukan. Ketika musim panen atau hari-hari tertentu—apakah ada upacara adat atau ritual lainnya.

Kalau Anda lahir di kota—apakah lahir di rumah sakit. Tempat Anda lahir, apakah daerah industri. Pusat perbelanjaan. Pusat perkantoran. Daerah kumuh sebagai tempat tinggal berbagai masyarakat urban. Siapa merawat selain orang tua.

Apakah famili dari keluarga ibu atau ayah. Apakah dibesarkan di tempat kakek atau keluarga lain. Bahagiakah masa kanak-kanak Anda. Bila bahagia, ceritakanlah dalam otobiografi Anda. Apabila tidak bahagia, apa penyebabnya, ceritakan juga.

Siapa teman sewaktu kecil. Apakah masih ada yang hidup. Pernahkah ketemu dengan teman Anda semasa kecil. Apakah termasuk disenangi teman-teman Anda. Ceritakanlah detail seolah-olah kembali ke masa kecil Anda dahulu.

Emosi

Emosianal sangat penting ketimbang fisik. Jika dikarunia orang tua yang penuh kasih sayang—berbahagialah Anda. Kasih sayang yang diperoleh dari orang tua ikut membentuk emosional Anda hingga sampai tua dan punya cucu.

Orang tua mewariskan harga diri yang melekat pada anka-anakya berdasarkan rasa cinta dan kasih sayang yang tulus. Memang harus diakui—kasih sayang yang dipersembahkan masing-masing orang tua tentulah tidak sama antara satu dengan yang lain.

Pernahkah merasakan betapa perkasanya orang tua melindungi Anda. Merasa aman dan terlindung bila dekat dengan ayah dan ibu. Padahal orang tua Anda orang yang sangat sederhana, petani yang hanya punya sepetak sawah, bahkan SD pun tidak tamat—tetapi soal kasih sayang dan perhatian terhadap anak-anaknya sungguh pantas diteladani.

Mulai pagi hingga malam banting tulang. Pikiran dan tenaga dia curahkan demi masa depan anaknya. Mungkin, Anda diam-diam menjadikanya sebagai idola. Sejak itulah wilayah semosianal telah tersentuh elusan yang sulit dijelaskan. Hanya perasaan Anda yang dapat merasakan. Tulislah itu semua dengan jujur dalam autobiografi Anda.

Tetapi apabila Anda anak yang kurang beruntung karena tabiat ayah kasar, pemarah, pemabok, pemain judi dan malas kerja, sering memukul ibu Anda—sebenarnya daerah emosional Anda pun telah tercoret dengan pengalaman yang menyedihkan.

Sampai hari tua Anda hal itu akan terus membayangi, walaupun berupaya menyembunyikannya dengan cermat. Mungkin diam-diam Anda menaruh dendam kepadanya. Tuliskanlah itu di biografi meskipun sangat pahit. Orang lain perlu dapat pelajaran dari pengalaman itu agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Profesional

Ceritakanlah pekerjaan apa yang digeluti selama ini. Anda pertema kali bekerja di perusahaan apa. Masih ingat berapa gaji pertama kali diterima. Apakah Anda termasuk tipe yang betah di suatu pekerjaan ataukah sering berpindah-pindah. Apakah masa itu susah mencari pekerjaan. Jangan lupa menceritakan situasi perekonima dan keadaan negara kala itu. Siapakah menteri tenaga kerja waktu itu. Siapa menteri perekonomian dan siapa presiden. Pekerjaan apakah sesuai dengan latar belakang pendidikan Anda.

Filosofis

Tuliskanlah dalam otobiografi apa yang paling berharga dalam kehidupan Anda. Keluarga, agama, layanan sosial, negara atau kombinasi dari beberapa hal yang disebutkan. Siapa yang memberi nama Anda. Kenapa nama itu. Apakah ada nilai filosofis di balik nama itu. Apakah Anda menikah—tidak menikah—cerai—janda—duda. Berapa anak dan berapa cucu Anda. Apakah Anda cukup aman secara finansial. Asset yang paling besar dimiliki.

Rumah yang ditempati apakah milik sendiri atau rumah dinas. Selain itu, apakah Anda punya sahabat yang baik yang tidak pernah dilupakan. Apakah yang membuat persahabatan Anda dapat berlangsung langgeng. Apakah teman Anda selalu memberi dorongan ketika mengalami kesulitan. Bagi sebagian orang persahabatan lebih berharga daripada harta, bila menghargai ketulusan persahabatan bertai Anda tidak hanya menghargai materi.

Masa sekolah

Sebelum masuk SD, apakah masuk TK. Umur berapa masuk SD. Saiapa guru Anda yang pertama kali mengajar. Kesan kepada guru Anda itu. Galak, suka membentak atau sabar dan baik. Ketika SD apakah duduk di depan atau di belakang.

Apakah Anda termasuk cepat bisa membaca, atau berhitung dan menulis. Siapa teman satu bangku. Pelajaran apa yang paling disukai. Termasuk murid yang pintar, sedang atau bisa-bisa saja. Pernah tinggal kelas di kelas berapa.

Ketika SLTP/SLTA, apaka sekolah pindah ke tempat lain. Bagaimana pengalaman ketika harus berpisah dengan orang tua, saudara, kakak atau adik Anda. Pernah sedih dan menangis mengingat mereka. Apakah tinggal di asrama atau di rumah saudara. Jalan kaki ke sekolah atau naik kenderaan. Buku yang pertama dibaca. Apakah masih ingat isi buu tersebut. Buku-buku sewaktu SD, SMP, SMA dan mahasiswa masih tersimpan bersama tas sekolah. Tuliskanlah ini di dalam otobiografi Anda.

Jangan lupa menceritakan tokoh atau idola Anda. Pernah ketemu dengan idola Anda. Apa yang membuat Anda tertarik sama idola Anda. Sewaktu SMA sudah punya pacar. Ketika cinta Anda diterima bagaimana perasaannya. Setelah lulus dari universitas, melanjut kuliah S2 di luar negeri. Berapa lama di luar negeri. Bersama keluarga atau hanya seorang diri. Bagaimana perasaan Anda ketika berpisah dengan istri/suami—anak-anak yang masih kecil yang masih membutuhkan Anda bersama mereka. Pernah menangis di kamar ketika mengingat keluarga anak-anak Anda yang ditinggal. Ceritakan juga bagaimana waktu itu keadaan negara di mana Anda kuliah. Siapa presiden dan bagaimana keadaan politik kala itu. Apakah orang-orang di parlemen memperjuangkan demokrasi.

Apa yang diuraikan ini, dapat dikembangkan sesuai keinginan penulisnya. Mungkin usia Anda saat ini, 60, 65, 70, 75 dan 80 tahun, ingin menuliskan sejarah hidup Anda untuk dibagikan kepada anak cucu dan kepada sahabat baik Anda. Selamat menulis autobiografi.

Baharuddin Silaen

IKLAN

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.