Menulis Buku Gampang Susah

Cara paling jitu dan efektif menulis buku, tidak ada cara lain kecuali berani memulainya. Mulailah menulis. Jangan takut salah. Kesalahan bisa diperbaiki. Jangan tunda menulis, apalagi karena alasan yang tak masuk akal. Harap dimaklumi, menulis buku apa pun genrenya—pasti menuntut ketekunan. Selain tekun, harus punya perencanaan yang matang.

Menulis Buku Gampang Susah

SuaraHKBP.com | Bagaimana cara menulis buku. Jawabannya—gampang susah. Susah kalau sebatas ingin tahu saja. Gampang apabila serius memulainya. Soalnya tidak akan pernah terjadi buku jika tidak berani menuliskan ide yang ada di benaknya.

Cara paling jitu dan efektif menulis buku, tidak ada cara lain kecuali berani memulainya. Mulailah menulis. Jangan takut salah. Kesalahan bisa diperbaiki. Jangan tunda menulis, apalagi karena alasan yang tak masuk akal. Harap dimaklumi, menulis buku apa pun genrenya—pasti menuntut ketekunan. Selain tekun, harus punya perencanaan yang matang.

Bukan mengada-ada, perencanaan yang baik bukan saja membantu kita menghindari dari rasa bosan dan uring-uringan—tapi juga menghindari rasa jenuh—akibatnya jadi malas melanjutkannya. Jadi jangan anggap remeh terhadap perencanaan yang mantap, matang dan cemerlang. Ibarat membangun bangunan, harus jelas perencanaan dan gambarnya.

Menulis Buku Gampang Susah

Sebab itu, pastikan bahan materi yang akan digarap sudah lengkap—tepat dan jelas. Termasuk buku referensi yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis. Semakin banyak referensi semakin baik meskipun nantinya tidak semua dipergunakan. Syukur bila sudah punya banyak koleksi buku di rumah.

Tugas berikutnya, tentukan tema pokok tulisan yang akan digarap. Soalnya, berhasil tidaknya suatu tulisan sangat ditentukan tema—jangan sampai pokok bahasan melenceng dari tema yan sudah ditetapkan. Jangan biarkan pembaca merasa tertipu gara-gara materi yang disajikan tidak valid.

Sebaiknya, tulislah apa yang Anda ketahui. Jangan menulis apa yang tidak diketahui. Lebih baik menulis topik yang sederhana tapi benar-benar dikuasai. Ketimbang menulis yang “heboh” tapi sama sekali tak paham apa yang ditulis. Ini namanya sok-sokan dan gegabah.

Dianjurkan, apabila menulis suatu buku sebisa mungkin agar disesuaikan dengan latar belakang pendidikan kita. Selain lebih dikuasai juga dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi sudah S1, S2 dan S3 sudah sangat mumpuni dalam bidangnya. Begitu pun dengan referensi sudap pasti lebih akrab dan familier karena berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang digeluti selama ini. Bukan saja lebih leluasa dan percaya diri mengulasnya—karena tidak asing lagi dengan pokok bahasan yang bakal ditulis.

Mengapa sering gagal menulis? Ketahuilah, inilah akar permasalahannya. Karena menulis apa yang tidak dipahami. Menulis di luar kemampuan yang bukan habitatnya. Kurang percaya kepada disiplin ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Padahal tidak terlalu susah sebenarnya, tinggal menggali ide dan kemudian memolesnya dengan sentuhan teknik penulisan yang baik dan benar.

Masalah yang sering dihadapi penulis pemula—ciut duluan sebelum menulis. Tidak percaya diri alias minder. Karena tidak tau harus dimulai dari mana. Apa yang mau ditulis? Belum lagi, merasa tidak mampu. Tidak ada talenta menulis, apalagi menulis buku. Kurang mampu merangkai kalimat. Perbendaharaan sangat minim. Kurang pintar mempergunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tidak ada waktu menulis. Inilah alasan yang acap dilontarkan ketika saya mengadakan pelatihan menulis.

Dapat dimaklumi alasan itu. Tapi alasan itu tidak semuanya benar. Buktinya, orang yang tadinya tidak bisa menulis—bisa jadi penulis karena mau belajar dan terus belajar. Mau belajar kepada orang yang sudah berhasil menulis buku. Selanjutnya, ada minat dan kemauan keras menulis, menulis dan menulis. Rajin membaca. Penulis yang baik adalah juga pembaca yang baik. Banyak membaca, banyak pula inspirasi yang didapat dari mebaca buku.

Betul, ada beda orang yang terbiasa menulis dengan orang yang jarang menulis. Kalau biasa menulis, entah itu opini atau fiksi, biasanya memiliki kemampuan mengolah ide lebih berbobot ketimbang orang yang jarang menulis. Sebab itu, teruslah berlatih menulis. Pasti bisa!

Mengenai gagasan atau ide bisa ditemukan di mana saja. Bahkan dari siapa saja tanpa direncanakan. Tak terkecuali orang dan lingkungan sekitar adalah sumber inspirasi. Tinggal kemauan kita menyisiasatinya. Tak usah takut kebahisan inspirasi. Sumber inspirasi ada di mana-mana, tidak perlau jauh-jauh mencarinya. Khusus yang gemar menulis fiksi, lingkungan serta kegiatan orang di sekitarnya adalah sumber inspirasi yang tak berkesudahan.

Namun harus diakui, acap terjadi ketika menulis tiba-tiba kehilangan ide—blank sama sekali. Kadang babis waktu hanya mengingat-ingat, tapi tak kunjung muncul di benak. Pengalaman seperti ini—sering dialami penulis. Nah, mengatasinya catatatlah gagasan penting yang mungkin menjadi kata kunci tulisan dalam buku Anda.

Selanjutnya terserah Anda, menulis dengan komputer/laptop atau manual. Keuntungan menulis dengan komputer, tulisan lebih gampang diedit. Mau bongkar pasang misalnya, yang di atas ke bawah, yang di bawah ke atas sangat mudah dikerjakan komputer. Disebutkan juga adegan jungkir balik. Kepala ke bawah dan kaki ke atas. Keuntungan lain, bisa menggunakan internet untuk melengkapi materi topik bahasan yang akan dituliskan.

Perlu diingatkan, simpanlah tulisan di tempat lain (backup) siapa tau tulisan di laptop tiba-tiba hilang atau terhapus, Anda masih punya simpanan. Tak usah terlalu pusing dengan tetek-bengek yang kurang bermanfaat yang terpenting: tulis segera. Sekarang juga! Mumpung masih stay at home.

Penulis zama now—sangat dimanjakan oleh teknologi komputer. Banyak kegiatan yang dipermudah dan menjajikan. Manfaatkanlah kemudahan ini untuk menajikan gagasan cemerlang melalui tulisan dalam buku. Termasuk ceramah, materi kuliah dan bahan diskusi kita dapat di-update dan dibubuhkan dalam tulisan. Tulisan yang sudah lama tersimpan dalam dokumen bisa diangkat memperkaya ulasan dalam buku—disebut: kompilasi. Kemudian—penggalan tulisan disusun menjadi satu gagasan yang utuh untuk mendukung data sebelumnya.

Tips bagi penulis, suasana tempat/ruangan perlu diperhatikan, agar betah berlama-lama di ruangan. Apa salahnya, letakkan buku tertentu yang memotivasi Anda menjadi penulis terkenal. Buat ruangan senyaman dan semenarik mungkin, sehingga ada rasa kangen berada di tempat itu. Bila dianggap perlu, putar lagu atau musik kegemaran Anda.

Satu lagi yang tidak kalah pentingnya—seorang penulis harus membiasakan diri disiplin waktu. Sangat baik, menyusun jadwal menulis setiap hari agar buku selesai tepat pada waktunya. Sisihkan waktu setidaknya satu jam, tanpa gangguan setiap harinya untuk menulis.

Agar tetap semangat, camkanlah ini—tiada hari tanpa menulis satu halaman atau beberapa halaman.

Baharuddin Silaen

IKLAN

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.