KPPS HKBP Gagas Forum Kerjasama Gereja-Gereja Bidang Pariwisata

SUARAHKBP, Jakarta- Komisi Pelaksana Pelayanan Strategis (KPPS) HKBP menggagas pertemuan forum kerjasama gereja-gereja bidang pariwisata di Kawasan Geopark Danau Toba yang diadakan di Hotel Horison, Pematang Siantar, Sumatera Utara, Jumat, 13 Oktober 2017.

Sebanyak 10 gereja sinodal (denominasi), sembilan kepala dinas pariwisata kabupaten dan sembilan praeses distrik akan mengikuti forum yang rencananya akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan dibuka oleh Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing.

Pertemuan yang didukung oleh Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) dan Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba (BPGKT) ini akan menghadirkan pembicara yaitu Dirut BPOPDT, Ketua BPGKT, dan Ketua TPPUGG-KT yang kini dijabat oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, serta peninjau Rektor STT HKBP dan Rektor Universitas HKBP Nommensen.

Ketua KPPS HKBP, Dr Sumihar Petrus Tambunan menjelaskan maksud diadakannya pertemuan ini untuk membangun wadah bersama lintas gereja-gereja di dalam tri tugas panggilan ditengah-tengah masyarakat sehingga dari percakapan ini didapatkan informasi terbaru periode pembangunan 2017, dan rencana pembangunan 2018.

Menurut Sumihar, gereja juga dapat mengekspose peran aplikatif gereja yang sejalan dengan progres pembangunan yang dilakukan oleh gereja di lingkup bidang pariwisata, serta berbagai informasi atas hambatan di lapangan.

“Forum yang berlangsung ini diharapkan mampu mengkoordinasikan sumber daya gereja dan sumber daya manusia, serta memberdayakan potensi gereja untuk mendukung pembangunan pariwisata yang bermanfaat bagi kesejahteraan jemaat,” pungkas dia.

Pengurus KPPS HKBP

Sementara Leo Hutagalung menguraikan percakapan yang terjadi di dalam komunikasi lintas institusi itu nantinya juga membahas situasi dan antisipasi dampak pembangunan pariwisata, dan menjabarkan langkah antisipasi sejak dari awal sehingga setiap orang mengetahui batasan moral atau moril, etika, dan kerohanian.

“Forum kerjasama ini diharapkan mampu membangun program kerjasama lintas gereja, lintas gereja pemerintah, bahkan tidak tertutup kemungkinan, gereja melakukan pemanfaatan lahannya yang luas dalam berbagai bentuk hubungan kontrak kerja, yang dapat dilakukan secara bilateral, atau multilateral atau kolaborasi bersama,” jelas dia.

Lebih jauh Leo membeberkan sasaran yang ingin dicapai dalam pertemuan tersebut terbentuknya forum komunikasi tahunan dalam bentuk konven tingkat tinggi lintas pimpinan sinodal dengan pimpinan pemerintahan di bidang pariwisata.

Juga, dapat dilaksanakannya pendidikan dan pemberdayaan bagi sumber daya manusia yang berasal dari kalangan jemaat untuk mendukung dunia pariwisata dimana diklat nantinya diselenggarakan oleh Kemenpar.

Tak kalah penting adalah pemanfaatan lahan dan bangunan gereja sebagai fasilitas informasi turisme, taman edukasi, lokasi rehat, dan wisma inap bagi keperluan pariwisata.

“Kita berharap Tanah Batak bisa dikembangkan sebagai arena wisata rohani, dan destinasi wisata evangelisasi di Tapanuli,” terang dia.

Leo menambahkan perlunya dibangun taman edukasi Geopark di 16 gereja sebagai representasi 16 geosite terkait.

“Termasuk gereja berbentuk kapal berlayar yang melayani geosite danau, serta menugaskan pemuda mengembangkan kegiatan edukasi, konservasi, dan geowisata berbasis Geopark Kaldera Toba,” jelas dia.

Rapat KPPS HKBP mempersiapkan acara Forum Kerjasama Gereja-gereja di Bidang Pariwisata

Seperti diketahui, program pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai 1 dari 10 Destinasi Pariwisata Nusantara, dan memutuskan Top 3 Destinasi, dimana Danau Toba, Borubudur dan Mandalika sebagai prioritas utama.

Pemerintah juga memutuskan bahwa Danau Toba ditetapkan destinasi pariwisata berkelas dunia.

Gereja-gereja telah melakukan sosialisasi sebagai antisipasi daripada perubahan yang akan terjadi di bonapsogit.

Diantaranya, telah digelar Seminar “Peran Gereja Mendukung Pariwisata” bersama Menteri Pariwisata, DR Arief  Yahya, pada hari Sabtu, 28 Mei 2016, di HKBP Kebayoran Baru, dimana pendeta dari enam sinode berkumpul dan bertukar pikiran untuk menghasilkan saran dan rekomendasi.

Berikutnya, Dialog Kasih Presiden Jokowi pada, Sabtu, 20 Agustus 2016, berlangsung di Hotel Ina Parapat, dimana delapan pimpinan sinoda, serta tokoh lintas agama, budaya, dan masyarakat juga hadir untuk memberikan pandangan dari berbagai macam aspek kepada pemerintah.

HKBP didalam mengawali peran gereja, telah mencantumkan arahannya didalam Renstra HKBP 2016-2020, terkait bidang Pariwisata, dan tentu saja gereja-gereja dalam aras UEM serta gereja lintas denominasi juga sudah menyusun program menyongsong pembangunan destinasi pariwisata.

Pembangunan infrakstruktur yang dikemas pemerintah melalui kementerian PUPR, telah mencapai tahapan kontrit berupa akses jalan tol hingga Tebing Tinggi pada akhir bulan Oktober 2017.

Jalur Tol Medan- Kualanamu- Tebing Tinggi- Pematang Siantar hingga Parapat akan dituntaskan akhir 2019.

Transportasi lokal jalan lingkar Samosir sudah dimulai pembangunan perluasannya, akan selesai dalam 300 hari kalender sejak Juli 2017.

Langkah pembangunan jalan nasional lingkar Danau Toba akan segera dimulai sebelum akhir tahun 2017 dan akan diselesaikan pada kahir 2017.

Tambahannya yakni Jalan Kereta Api Medan Siantar akan di rehabilitasi, dan Jalur Siantar Parapat akan mulai dibangun pada tahun 2018.

Transportasi udara dibelahan Tapanuli pun sudah tercapai dalam lingkup Bandara Internasional Internasional Silangit, yang landasannya bisa didarati Boeing 737-800, sanggup menampung 500.000 penumpang per-tahun, bahkan empat maskapai penerbangan internasional dari Singapura, Malaysia, Thailand, dan China sudah siap mendarat (pulang-pergi) secara regular membawa turis mancanegara.

Disamping itu, Bandara Internasional Sibisa juga sedang berbenah agar dapat melayani Toba Samosir dan wilayah sekitarnya dengan kapasitas 200.000-300.000 penumpang pertahun.

Kedua Bandara ini melengkapi Bandara Internasional Kualanamu yang sudah beroperasi menampung jutaan penumpang setiap tahunnya.

Keseluruhan akses yang dipersiapkan pemerintah diharapkan rampung pada akhir 2019, atau awal 2020, sehingga pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, termasuk Taman Bumi Kaldera Toba, akan dapat juga dinikmati penuh oleh industri turisme dengan target 1.000.000 wisatawan mancanegara, dan 5.000.000 turis nusantara, dengan perkiraan perputaran ekonomi senilai Rp. (20-30) trilyun pertahun, atau 4-5 kali APBD 7-Kabupaten Seputar Danau Toba, saat ini, digabungkan.

Leo berharap penataan lingkungan hidup dan sanitasi, pembangunan kawasan ekonomi  khusus, penataan prasarana, sarana, termasuk desa dan tepi danau, dan pelestarian taman bumi atau yang dikenal sebagai Geopark Kaldera Toba, serta berbagai kegiatan fisik yang telah berjalan, baik yang dikerjakan pemerintah, swasta, dan investor lokal, perlu diantisipasi dan dikoordinasi untuk kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan aspek akomodasi, menurut Leo, diharapkan dapat dilakukan dengan membenahi kapasitas yang ada sebanyak 200.000 kamar, mengkonversi rumah-rumah tradisional sebagai homestay berkisar 5000 rumah, serta mengoptimalkan fungsi huta menjadi Desa Wisata, diharapkan bisa terangkat 200.000 rumah, serta tentunya pembangunan hotel bintang lima dengan tambahan hotel high end berkisar 2000 kamar.

Dan aspek ketiga dari pariwisata adalah atraksi. “Untuk atraksi bisa diajukan ribuan jenis, dimulai dari atraksi seni, adat, budaya tradisional, atraksi alam taman bumi arung jeram hingga olahraga air, sportourism, serta wisata pulang kampung, kunjungan rohani, perkawinan, hingga ziarah destinasi wisata evangelisasi di Tapanuli, termasuk konser, pestival, serta karnaval dengan latar belakang kearifan lokal, taman bumi, dan panggung buatan,” tandas dia.

 

 

IKLAN

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.