KPPS HKBP, Memajukan Masyarakat Tano Batak

Pengurus KPPS HKBP berfoto bersama usai rapat

SUARAHKBP.COM, JAKARTA – Komisi Pelaksana Pelayanan Strategis (KPPS) HKBP telah banyak melakukan pelayanan sesuai dengan visi KPPS yakni menjadi berkat bagi masyarakat dan Tano Batak di bidang lingkungan hidup, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat desa.

“Kita patut bersyukur atas pembentukan KPPS HKBP yang memberi daya dorong bagi Pemerintah membentuk Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT) untuk memajukan kehidupan masyarakat Tano Batak melalui pembangunan pariwisata unggulan nasional dan internasional,” kata Ketua KPPS, Dr. Sumihar Petrus Tambunan, kepada Suara HKBP disela-sela rapat rutin KPPS di Kantor Kemendagri, Jakarta, baru-baru ini.
Lebih jauh Sumihar menjelaskan, misi KPPS dibidang lingkungan hidup dijewatahkan dalam beberapa program dan kegiatan.

“Program yang kami lakukan menekankan bagaimana memasyarakatkan budaya perduli dan cinta lingkungan hidup dengan membenahi, memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup yang sehat, bersih, indah dan lestari di Tano Batak,” urai dia.

Adapun beberapa program tersebut, antara lain, penghijauan lingkungan gereja dan lahan HKBP melalui kegiatan peluncuran penanaman sekaligus dan pendistribusian bibit pohon kepada beberapa Ressort HKBP.

Selain itu, KPPS juga berupaya melakukan penghijauan lahan gundul/terlantar di Tano Batak. Diantaranya, KPPS mendorong diadakannya MoU HKBP dengan Kementerian Kehutanan pada tanggal 4 Januari 2014.

“Sesuai dengan MoU HKBP dengan Kementerian Kehutanan, bibit pohon akan disediakan oleh Kementerian Kehutanan, namun masyarakat meminta bibit pohon berbuah sehingga sebagian besar bibit pohon dibeli KPPS dari pihak pengusaha pembibitan dan ditransportasikan melalui perusahaan pengangkutan ke Taman Eden untuk penyesuaian iklim selama satu minggu,” papar Sumihar.

Setelah MoU, dilanjutkan dengan peluncuran penanaman pohon di Kantor Pusat HKBP oleh Menteri Kehutanan dan Ephorus HKBP.

Sebagai tindak lanjut MoU tersebut, KPPS HKBP juga melakukan sosialisasi dan peluncuran penanaman pohon di Distrik HKBP DKI, Deboskab, Surabaya, Samosir, Dairi, Tobasa, Toba Hasudutan, Tebing Tinggi, Silindung, Pematang Siantar, Labuhan Batu Kisaran, Pekan Baru dan STT HKBP.

Tidak cukup sampai disitu, KPPS pun melakukan sosialisasi, peluncuran, dan distribusi bibit pohon ke Ressort HKBP Aek Nauli, Palipi, Mogang, Tomok, Cinere, Bogor, Tambunan, Tambunan Baruara, Sidikalang (dari 33 Ressort, 15 Ressort telah menerima bibit dari KPPS), Tebing Tinggi, Kisaran, Aek Loba, Sibisa, Ulu Bius Porsea, Parsoburan, Dolok Sanggul, Hinalang, Hepata, Elim, Pahae, Tampubolon, Siborong borong dan kepada peserta Konferensi PPD di Simanare Sipoholon.

“KPPS HKBP juga mencanangkan penanaman satu pohon satu jiwa pertahun dengan melakukan sosialisasi dan pendistribusian pohon kepada masing-masing keluarga pada saat distribusi pohon secara umum,” pungkas dia.

Sementara Leo Hutagalung menambahkan KPPS juga punya misi, program dan kegiatan bidang pariwisata, antara lain, membangun pariwisata sejarah Kekristenan di Tano Batak dan sekitarnya.

Dalam rangka pemasyarakatan budaya sadar wisata di Tano Batak, KPPS mengadakan sosialisasi Pariwisata Rohani Tano Batak kepada para pendeta dan pejabat Pemda Tano Batak di Hotel Lopo Toba Samosir dan Sopo Toba Hotel.

“Juga, KPPS membuat rancangan pembangunan Galeri sejarah Kekristenan Tano Batak di Sopo Marpingkir Jakarta,” kata dia.

Tidak hanya itu, KPPS melakukan pembenahan bangunan/lokasi bersejarah Kekristenan. Diantaranya, dengan meninjau beberapa situs bersejarah Kekristenan Tano Batak dan mengidentifikasi obyek wisata alam, obyek wisata budaya dan obyek wisata lainnya yang dapat di sinergikan dengan obyek wisata rohani.

“KPPS juga berupaya promosikan pariwisata rohani Tano Batak dengan merancang koneksi kepariwisatan dengan biro perjalanan dan penginapan,” imbuh dia.

Terkait pemberdayaan masyarakat desa, KPPS juga punya misi, program dan kegiatan yakni memberdayakan potensi SDM dan SDA Tano Batak dengan memasyarakatan etos kerja berkarakter unggul dan kreatif kompetitif, pengembangan dan promosi produk unggulan, promosi budaya dan kesenian Batak yang bernilai ekonomi dan sosial dan pemanfaatan SDA menjadi barang ekonomi bernilai tinggi.

Dalam rangka melakukan programnya tentu KPPS mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Pembiayaan pelaksanaan pelayanan KPPS yang dibiaya oleh para anggota KPPS ini mencapai Rp 466.303.000.

Dan sebagian pohon yang dibagikan berasal dari Kemencerian Kehutanan tidak dibebani biaya. Seluruh jumlah pohon yang sudah di distribusikan lebih dari 100 ribu bibit pohon.

Leo melanjutkan pada dasarnya Pelayanan KPPS ini merupakan pengejawantahan nyata fungsi HKBP sebagai berkat yang dapat langsung dirasakan jemaat dan masyarakat luas terutama bila dihubungkan dengan krisis kerusakan lingkungan hidup dan alam serta krisis pemanasan global.

Untuk itu keberadaan fungsi KPPS wajib dilestarikan dan difungsikan lebih serius dan perlu ditingkatkan.

Program KPPS, menurutnya, merupakan bagian yang sangat strategis untuk berkolaborasi dengan Pemerintah yang membentuk BOPDT untuk memajukan kehidupan masyarakat Tano Batak melalui pembangunan unggulan internasional.

Fungsi ini sekaligus sebagai aktualisasi peran HKBP mempersiapkan jemaatnya menghadapi perubahan besar yang akan terjadi.

“Fungsi pelayanan KPPS ini sebaiknya melekat di huria karena yang langsung terjun melaksanakan fungsi ini adalah jemaat. Pengawasan harus dilaksanakan secara hirarkhi dan terstruktur sejak dari kantor pusat, distrik, ressort dan huria serta dipertanggungjawabkan,” tegas dia.

“Fungsi Pelayanan KPPS ini ditetapkan sebagai salah satu tugas utama gereja, untuk itu harus dibentuk anggaran pembiayaannya agar berjalan efektip dan sekaligus menyadarkan seluruh fungsionaris dan jemaat HKBP akan pentingnya fungsi ini untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan,” tandas dia.

(Victor)

 

 

IKLAN

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.