
Hujan deras serta tangis pilu mengiringi pemakaman Intan Olivia Marbun (2,5) pada saat pemakaman korban bom molotov di Gereja Oikumne, Samarinda, Seberang ini dimakamkan, Selasa (15/11)
Meskipun hujan mengguyur Lao Duri, tidak membuat surut rasa simpati ribuan warga menghantarkan Intan Olivia ke tempat peristirahatannya di Pemakaman Kristen Phutak, Loa Duri, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Usai jenazah Intan Marbun dikebumikan hujan berhenti.
Selain warga masyarakat, acara pemakaman Intan dihadiri Pangdam VI/Mularwaman, Mayjen TNI Johny Lumbantobing, Kapolda Kaltim, Irjen Pol Safaruddin,Walikota Samarinda serta jajaran dari kepolisian dan TNI.
Sebelum jenazah dikebumikan, Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing, bersama Pdt EA Simamora, Pendeta Resort HKBP Merak, melakukan ibadah pemberangkatan Intan Olivia Marbun, korban bom di Gereja Oikoumene Samarinda, Minggu (13/11).

Orang tua Intan adalah warga HKBP Samarinda Seberang, dan Intan sendiri anak Sekolah Minggu HKBP Samarinda.
Ketika peristiwa ledakan bom itu terjadi, hari itu giliran HKBP Samarinda, memakai Gereja Oikumene untuk kebaktian Minggu, pada saat itu kebaktian sudah usai dan kemudian anggota jemaat menyalami pendeta sambil pulang.
Waktu itu, Intan berada di luar bersama temannya menunggu oran tuanya, pada saat itulah bom dilemparkan ke arah gereja dan meledak hingga menelan korban termasuk Intan Marbun.
Ephorus HKBP, berangkat ke Samarinda, Senin (14/11) untuk kunjungan pastoral dan penghiburan kepada keluarga dan mengunjungi korban bom di RS Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda dan Ephorus HKBP mendoakan korban.
Saat ini masih ada korban bom dirawat di rumah sakit, yaitu; Triniti Hutahaean (3) Alvaro Sinaga (4) dan Abel Sihotang (2).
Pada kesempatan itu, Ephorus Darwin Tobing, mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur. Dalam pertemuan disepakati, pemerintah akan menanggung biaya pengobatan korban ledakan bom di Gereja Oikumene Samarinda.
Pertemuan ini dihadiri, Wakil Gubernur H.M. Makmin Faisjal dan Wakil Walikota, Nusjirwan Ismael.
Ephorus HKBP mengatakan, sangat mengenal Kalimantan sebagai daerah yang sangat ramah dan bersahabat. Kesan saya tidak ada yang mengkhawatirkan termasuk masalah keamanan. Itu sebabnya, ketika peristiwa peledakan bom terjadi, HKBP sangat terkejut. Kalau dilihat dari sisi kemanusiaan ini adalah masalah besar, bukan hanya masalah nasional.
“Ini tindakan yang sangat memprihatinkan kita semua. Tindakan teror yang memakan korban jiwa, yaitu anak-anak dan trauma mendalam,” kata Darwin Tobing.

Akibat peristiwa ini membuat anggota jemaat gereja risau bahkan warga Indonesia secara umum. Karena itulah ia mengunjungi keluarga korban dan warga HKBP Samarainda untuk menguatkan iman warga jemaat. “Sebab itu, umat Kristen jangan khawatir dan jangan takut untuk beribadah,” kata Darwin.
Ia menyebutkan, seluruh umat Kristen termasuk warga HKBP yang tinggal di daerah ini adalah warga Kalimantan Timur, dan kita punya tujuan bersama yaitu sama-sama melayani agar nyaman, saling mendukung untuk menciptakan damai.
Pdt Darwin Tobing juga bertemu dengan Pangdam Kalimantan Timur, Jonni L. Lumbantobing, dan Kapolda Kalimantan Timur, Saffrudin.
Ketika menyampaikan bimbingan pastoral di salah satu rumah warga tidak jauh dari rumah duka di Samarinda, Ephorus Darwin menyampaikan hasil pertemuan dengan pemerintah. Pemerintah siap mendukung pendirian rumah ibadah dan menjaga keamanan anggota jemaat gereja dalam beribadah.
Ia berpesan, agar tetap teguh berpengharapan, serta tetap menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat dan pemerintah, kepolisian dan TNI.
(BAS/dari beberapa sumber)
Be the first to comment