
Setelah sempat ditinggalkan warga jemaatnya, kini HKBP California “bangkit” kembali. Maklum, yang tadinya anggota jemaatnya hanya tinggal empat kepala keluarga, saat ini sudah 16 kepala keluarga. “Meskipun perlahan-lahan tapi ada perkembangan.”
Warga gereja bertambah terus, tapi bukan anggota jemaat yang dulu pergi meninggalkan HKBP California-Norco, mereka datang dari gereja lain yang ada di California. “Rata-rata mereka orang Batak yang sudah lama di California,” kata Pdt Esra Pangaribuan, Pendeta HKBP California, yang berkunjung ke Kantor Redaksi Suara HKBP di Sopo Marpingkir, Pulo Gebang, Cakung Jakarta Timur, Kamis (13/10)
Sejak Januari 2016, gereja ini hanya memiliki anggota jemaat empat kepala keluarga, yang sebelumnya 16 kepala keluarga. Anggota jemaat meninggalkan gereja ini, karena ada persoalan internal.
Hampir selama tiga bulan berpindah-pindah kebaktian di rumah warga jemaat, karena tidak punya tempat beribadah.
Berkat ketekunan dan kesabaran Pdt Esra Pangaribuan, mencari dan mengunjungi warga Batak di California, maka perlahan-lahan warga HKBP California terus bertambah, hingga saat ini sudah ada 16 kepala keluarga.
“Puji Tuhan, usaha yang kami lakukan tidak sia-sia. Semua itu hanya atas pertolongan Tuhan kepada HKBP California,” ujar Esra Pangaribuan yang lahir dan besar di Kisaran, Asahan, Sumatera Utara ini.
HKBP California saat ini dilayani pendeta; Pdt Esra Pangaribuan didukung St Kamser Siahaan (Presiden), Evi Manurung (Sekretaris), CSt Godang Rajaguguk (Bendahara).
Saat ini HKBP California menyewa tempat (gereja) untuk kegiatan ibadah, gereja milik ELCA. Alamat 1820 E.Highland Eve San Bernardio, California.
Warga HKBP California pada umumnya orang Batak dan bekerja di rumah sakit, bagian kebersihan, tata usaha dan panti jompo. Hampir 90 persen sudah memperoleh Green Card (Warga Negara Amerika)
Pdt Esra Pangaribuan yang dikarunia dua anak ini, berharap, supaya warga HKBP California yang sudah marminggu di gereja ini, tetap beribadah kepada Tuhan (Jahowa do oloannami).
Tekunlah berdoa dan senantiasa bersandar kepada kuasa Tuhan. Jangan terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan pengaruh lain yang bisa menimbulkan hal-hal yang kurang berkenan dihadapan Tuhan.
“Tetaplah kita satu dalam Kristus sebagai Kepala Gereja, serta mari saling menghormati dan menyayangi sesama umat Tuhan,” kata Esra mengahiri percakapan dengan Suara HKBP.
(bas)
Be the first to comment